“Namaku Indah. Aku seorang Kristian. Pertanyaanku adalah, di dalam Kristian, aku percaya Jesus Kristus karena terlihat (gambaran sosoknya, red). Bagaimana aku ingin percaya Allah dan Muhammad sedangkan aku tidak dapat melihat gambarnya?”
“Saudari kita ini mengajukan pertanyaan yang logik. Dia boleh melihat Jesus sedangkan dia tidak boleh melihat Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan Allah,” kata Dr Zakir Naik dalam mukhaddimah jawapannya.
“Saudariku, sosok tampan yang engkau lihat di film seperti Jeffrey Hunter dalam film King of Kings dan sosok-sosok lain yang engkau lihat di gambar dan film bukanlah Jesus. Saudariku, jika sesuatu tidak boleh dilihat, bagaimana engkau dapat mempercayainya? Saudariku, apakah engkau boleh melihat udara?”
“Tidak”
“Mengapa engkau percaya sesuatu yang engkau tidak boleh melihatnya? Sebab ada fakta ilmiah yang boleh dibuktikan dengan eksperimen. Kau tidak boleh melihat udara, tetapi kau boleh merasakannya.
Sama halnya dengan (keyakinan kepada) Allah dalam surat Fushilat ayat 53:
سَنُرِيهِمْ آَيَاتِنَا فِي الْآَفَاقِ وَفِي أَنْفُسِهِمْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas agi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar...” (QS Fushilat: 53)”
Dr Zakir Naik lantas menjelaskan sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah di langit, di laut, dan bukti-bukti kebenaran Al Qur’an. Terlihat beberapa kali Indah menyeka air mata.
“Apakah engkau percaya bahwa tuhan itu satu?” tanya Dr Zakir Naik kemudian.
“Iya”
“Apakah engkau percaya bahwa Muhammad adalah nabi?”
“Iya”
“Mana yang kau percayai, apakah Yesus itu tuhan atau nabi?”
“Nabi”
“Masya Allah… apakah engkau bersedia masuk Islam? Karena engkau telah percaya tuhan hanya satu dan Muhammad adalah utusan Tuhan”
“Iya”
“Insya Allah aku akan membacakan syahadat dalam bahasa Arab, silahkan engkau ikuti” Dr Zakir Naik membantunya membaca dua kalimah syahadat. Indah mengikutinya dengan terharu dan sesekali berlinang air mata kesyukuran di pipinya.
0 comments:
Post a Comment